26 January, 2012

Walikota New York, Pembela Kebebasan Beragama

Michel Bloomberg

Dalam acara tahunan buka puasa bersama Michel Bloomberg, Walikota New York dan billioner, dua tahun lalu duduk semeja dengan saya. Kebetulan saya juga mendapat kehormatan membuka acara tersebut dengan doa singkat.

Duduk semeja dengan walikota bukan sesuatu yang baru. Dalam beberapa kesempatan sebelumnya saya sudah terbiasa duduk semeja dengan beliau. Tapi kali ini terasa ada sesuatu yang istimewa. Bahwa di tengah derasnya anti Islam dan komunitas Muslim di kota dunia itu, dan khususnya di tengah kerasnya penentangan terhadap rencana pembangunan Islamic Center, Walikota New York dengan penuh percaya diri justru membela mati-matian.

Sebagai politisi, saya sungguh terkagum bahwa di saat sekitar 70% warga New York terpengaruh media dan anti Islam untuk menentang proyek tersebut, justru walikotanya tegar memberikan dukungan. Di saat beliau memberikan keterangan pers di Governor Island, sesaat setelah status gedung itu diloloskan dari upaya pencekalan lewat dalih bahwa gedung itu adalah ‘Landmark’ yang tidak boleh dirombak, saya diminta mendampingi mewakili komunitas Muslim sekaligus memberikan sambutan.

Terus terang, sebagai seorang Muslim dan dalam suasana terserang dari segala penjuru itu, saya merasa sangat berutang budi kepada seorang Walikota New York yang tegar dalam pendirian.

Di saat semeja pada acara buka puasa tahunan itulah saya sempatkan bertanya dengan bisikan kepada beliau: ‘You are a Jew. You know over 70% of New Yorkers oppose the Project. What really makes you stand solid on your support of this Project?’

Pak walikota melihat ke saya dan tersenyum, dia sejenak sambil menikmati beberapa kue dan manisan ala Turki malam itu. ‘Listen, I am not supporting Islam, I am not supporting Muslims. What I am doing is defending my country and its constitution’, jawab beliau dengan suara yang agak tegas.

Jawaban seorang walikota New York, sebuah kota tempat tinggal masyarakat Yahudi terbesar setelah Israel sendiri, yang sedang-sedang dilanda ‘phobia’ (rasa takut) yang tinggi terhadap agama ini dengan tegas mendukung rencana pendirian Islamic Center di dekat Ground Zero itu. Tempat yang memang sebenarnya dengan pandangan lugu akan dilihat sebagai ‘sensitivity spot’ atau daerah sensitif jika dihubungkan dengan Islam dan komunitas Muslim.

Tapi walikota ini dengan tegas dan jelas menyampaikan sikapnya terhadap kasus tersebut. Bukan menyampaikan sikap yang gamang yang justru menimbulkan ‘tensi’ antar penduduk kota New York.

Konsumsi Politik

Di penghujung 2009, harian New York Times memuat sebuah berita di halaman pertama tentang rencana pendirian sebuah Islamic Center dekat Ground Zero, nama daerah bekas reruntuhan WTC bagian bawah daerah Manhattan, New York. Berita yang cukup besar and panjang tersebut tidak mendapat reaksi apa-apa selain bahwa sebagai bagian dari komunitas Muslim tentu terasa bahagia dan sekaligus bangga.

Dalam pemberitaan itu memang yang banyak terekspos adalah Imam Faisal Abdur Rauf, seorang Imam yang memimpin sebuah masjid tidak terlalu jauh (10 blok) dari daerah WTC juga. Selain itu, Imam Faisal juga adalah pendiri dari sebuah organisasi yang bergerak dalam upaya mendekatkan dunia Islam dan Barat, khususnya dengan Amerika Serikat.

Dari Desember 2009 hingga menjelang Juni 2010, berita yang pernah dimuat di New York Times itu tidak pernah menjadi sebuah isu di kota ini. Tiba-tiba saja, menjelang pemilihan Gubernur New York, yang dimulai dengan gencarnya kampanye masing-masing kandidat, isu ini kembali menjadi isu yang besar.

Dimulai oleh salah satu dari dua calon gubernur dari kubu Republikan, Rick Lazio, yang mengambil tema kampanyenya memblok rencana pembangunan masjid dekat Ground Zero. Bahkan sejak itu pula, proyek ini disebut-sebut dengan nama Ground Zero mosque (masjid Ground Zero).

Sejak itu pula isu ini menjadi sangat kontroversial bahkan panas dan membawa kepada ‘tensi’ politik di kota New York. Demontrasi yang menentang dan yang mendukung, debat di kalangan para pengamat, diskusi di berbagai media, dan seterusnya menjadikan suasana menjadi tegang. Komunitas Muslim yang masih trauma menghadapi kebencian terhadap Islam seusai peristiwa 9/11 itu kembali menghadapi suasana yang cukup menkhawatirkan.

Ternyata pula bahwa kampanye Rick Lazio segera ditangkap dengan cepat pihak-pihak yang memang selama ini memendam kebencian kepada Islam dan komunitas Muslim. Orang-orang seperti Pamela Hallager, Daniel Pipe dan lain-lain, mempergunakan kesempatan tersebut untuk mengobarkan kebencian di kalangan orang-orang yang memang masih rawan untuk dipengaruhi.

Lebih khusus lagi keluarga-keluarga korban 9/11 dengan dalih bahwa pendirian Islamic Center dekat Ground Zero adalah tindakan yang tidak sensitif terhadap perasaan para keluarga korban. Bermunculanlah kemudian berbagai usulan, antara lain, beberapa pengusaha properti seperti Donald Trump ingin membelinya dengan harga yang lebih mahal dari harga sesungguhnya.

Pimpinan agama katolik juga terlibat dengan mengusulkan agar proyek tersebut dipindahkan ke lokasi lain dan bahkan bersedia memberikan gedung alternatif yang dimiliki komunitas katolik.

Namun masyarakat Muslim telah kokoh dengan tekadnya untuk membangun Islamic Center dua blok dari Ground Zero. Maka semua usulan itupun oleh pemilik proyek dan komunitas Muslim yang terlibat menolaknya. Kini, proyek tersebut telah berjalan dan bahkan telah terpakai untuk kebutuhan umat di sekitarnya.

Sumber : Inilah.Com

5 comments:

  1. wah moga aja yg ini gak jadi momok salah satu agama tertentu ya bang....sip inpo dari abang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin.. Yang terpenting adalah kerukunan antar umat beragama. Ada kepentingan yang lebih luas yaitu persatuan bangsa. Sedangkan kepentingan agama adalah kepentingan antara penganut dengan Tuhan. Itu aja klo menurut saya pribadi.
      Terimakasih sudah berkunjung Kang.

      Delete
  2. wah, menarik sob.. semoga saja dengan dibangunnya Islamic center itu bisa membuka mata orang2 new york bahwa muslim bukanlah orang-orang yang suka kekerasan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itu dia Bang, biar pada melek semua ya... Thx komennya Bang Nanda..

      Delete
  3. Artikelnya bagus gan , Makasih gan buat informasinya semoga bermanfaat buat kita semua salam kenal aja dari aku

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.