Perusahaan pembuat antivirus, Symantec, menyatakan bahwa virus yang ditemukan dalam 13 aplikasi dari Android Market menyerang lewat jaringan iklan di program tersebut. Aplikasi itu telah diunduh oleh jutaan pengguna Android.
Symantec menamakan 13 aplikasi tersebut sebagai "Android Counterclank" dan diklasifikasikan sebagai Trojan horse atau malware. Symantec juga menemukan bahwa aplikasi tersebut juga terindikasi mirip "Android TonClank", yang juga disebut Plankton. Jenis ini ditemukan Symantec pada penelitian di Universitas North Carolina State pada Juni 2011.
Aplikasi Android yang terdiri dari kode Android Counterclank telah diunduh 1 juta hingga 5 juta kali. "Ini adalah malware dengan jumlah download terbesar. Secara umum, malware ini akan mengubah tampilan browser, menambah desktop shorcut, dan menghapus bookmarks," ujar Direktur Symantec Security Kevin Haley kepada Computer World.
Symantec telah melaporkan 13 aplikasi yang mengandung kode Android Counterclank tersebut kepada Google, tetapi Google menolak mencabutnya dari Android Market. Menurut Google, aplikasi-aplikasi tersebut tidak melanggar kebijakan.
Symantec memahami mengapa serangan begitu mudah masuk ke aplikasi Android. Aplikasi Android tersedia dengan harga yang sangat murah, bahkan gratis, sehingga pengguna tidak banyak berpikir untuk menginstal aplikasi apa pun yang tersedia di Android Market. Pengguna tidak bisa membedakan mana yang mengandung kode virus, malware, spyware, atau adware.
"Kami berharap di masa depan bisa menginformasikan kepada pengguna tentang status keamanan aplikasi-aplikasi yang tersedia di Android Market," ujar Haley.
Symantec bukan perusahaan antivirus satu-satunya yang ditolak Google. Look Security, kompetititor Symantec, sebelumnya juga telah ditolak oleh Google soal klaim aplikasi bervirus.
Baca Juga :
- StarUp, Tren Baru Bisnis Celebritis
- Smartphone Paling Tahan Lama Sa'at Ini
- 1 Dari 4 Pengguna Internet Bajak Lagu
Sumber : Kompas
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.