15 December, 2011

Setelah Jemari Izroil Meraihku

…Setelah jemari Izrail datang meraihku; sebuah luas kota cahaya bergedung emas tinggi terhampar menjulang. Bersama kilau pancar senyum Jibril dalam sayap-sayapnya terbentang (Jauh dari timur ke barat); tampak Ridwan dan tujuh puluh bidadari putih tercantik berdiri. Menanti di depan pintu gerbangnya kokoh kemilau…



…Sesaat terdengar dari dalam sana; sayup lembut denting merdu elok mendayu. (Yang terbang dihantar bayu dan mutiara bertabur) : “Itu Mikail tengah memetik anggun pesona harva sang dewa cinta”. Di atas telaga purnawarna; bayangan Isrofil pelan berjalan. Meniti barisan anak tangga di bukit-bukit teduh berbatuan permata dan mutu manikam. Zamrud hijau berhambur dari air-air terjun; mengalir menuju samudara di atap atas istana megah terindah. Dan anak-anak kecil : Tertawa bahagia. Berlari menyusuri sungai sutra ber-angsa (Yang membelah taman-taman bunga dan kebun kasturi). Di atas sampan dari yakut : Perawan-perawan suci terduduk ceria penuh canda. Mengulum buah anggur dan mereguk madu di cawan-cawan berlian…


“Di sinilah tempat kami. Hamba Tuhan dengan janji-janji kami yang tersampaikan. Selamanya di sini. Kekal abadi dalam lindung Kasih dan Nikmat-Nya”
…Setelah jemari Izrail datang meraihku. Terhampar luas ujung terbawah bumi. Seringai Malik dan barisan Sang Zabaniah kejam menjaga gerbang padang gersang berjurang dalam. “Bertanah timah hitam. Berpagar panas tembaga suram. Beratap belerang. Berkayu bakar batu dan manusia kelam”. Terdengar wajah-wajah pilu : menjerit tak tertahan saat tangan-tangan berkuku panjang menggapai kini menggenggam. Cakar tajamnya menyeret murka. Menghempas sengsara menghentak derita. Taringnya keluar sinis dan terbahak lantang memasung tubuh-tubuh telanjang. Melilitkan cambuk api menghujam. Merambatkan sengat dan capit binatang-binatang buas merobek jalang. Suara-suaranya pecah menggema meluluh lantak semesta. Mata tombak dan pedang dari tungku merah menyala menjilat-jilat menikam teriak sakit manusia berbaju bara. Melahapkan nanah membusuk bangkai berulat bau menusuk. Tiada henti. Hingga akhirnya gumpal-gumpal terjatuh di atas tanah berkerak dan berkarat. Mereka berdiri (Lagi) dan tersiksa kembali…
“Lihatlah. Ini jiwa-jiwa kalian”

“Hitam penuh dosa. Kelam penuh noda”
“Di sinilah tempat kalian sesungguhnya”
“Dalam belenggu bara tersiksa dan derita abadi mendera”
“Lihatlah wajahmu. Kau adalah hamba Iblis terlaknat”
“Mahluk terbuang dari suci nya surga karena kau adalah teringkar dari suara Tuhan”



…Setelah jemari Izrail datang meraihku. Kemanakah aku akan berdiam. Melayang dalam nikmat cahaya surga. Ataukah tenggelam dalam siksa api neraka…


3 comments:

  1. Serem juga yah klo di hayati duhh berlumuran dosa nih ...:(

    ReplyDelete
  2. Iya mas.. Gak ada kata terlambat untuk bertobat kok.. Hihihihi..
    makasih sudah mampir..

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.