30 December, 2011

Bahasa Blogging Untuk Penutur Asing dan Tips Menuliskannya

Siapa segmen pembaca dari blog kita?

Pertanyaan inilah yang seharusnya menjadi landasan dari setiap   tulisan yang akan  dibuat dalam blog. Ketika kita sudah menemukan segmen pembaca yang kita tuju, maka sudah seharusnya semua aspek tulisan mengarah ke situ. Khususnya aspek kebahasaan. Misalnya kita mengambil anak-anak sebagai pembaca, maka bahasa yang kita gunakanpun harus yang mudah dimengerti oleh mereka. Namun pada kenyataannya,   pertanyaan ini seolah luput dari sebagian besar  para blogger.

Ada banyak segmen pembaca yang bisa dibidik oleh para blogger. Sebut saja anak-anak, remaja, wanita, dan orang dewasa pada umumnya. Namun, ada segmen yang seringkali terabaikan dari perhatian yaitu segmen penutur asing. Dalam lingkup ini, saya khususkan pada penutur asing bahasa Indonesia.  
Penutur asing adalah penduduk berkebangsaan asing yang belajar bahasa Indonesia. Misalnya, orang amerika yang belajar bahasa kita. Kegiatan belajar mereka bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, cara formal. Mereka belajar bahasa kita melalui pendidikan formal seperti pertukaran pelajar/mahasiswa atau dengan mengambil bahasa Indonesia sebagai mata kuliah. Sedangkan yang kedua adalah cara otodidak. Artinya mereka belajar secara mandiri melalui bacaan-bacaan berbahasa Indonesia, lirik lagu, atau apapun yang menggunakan bahasa Indonesia.  Terkait dengan blog, penutur asing adalah segmen pembaca yang penting untuk diperhatikan. Mereka belajar bahasa melalui tulisan para blogger. Jadi bisa disimpulkan bahwa tulisan tersebut  menjadi timbal balik antara blogger dengan penutur asing untuk  belajar bahasa.  
Sekarang, saya akan berbagi tips menulis blog untuk segmen penutur asing. Saya pikir ini akan bermanfaat bagi siapapun yang berniat membidik penutur asing sebagai pembaca.

1. Gunakan kalimat yang pendek
Perlu diingat bahwa penutur asing sama halnya kita yang belajar bahasa Inggris. Kita akan lebih mudah memahami kalimat-kalimat pendek. Hal ini juga terjadi pada mereka. dalam membuat kalimat, kita cukup menggunakan satu subjek, satu predikat, satu objek, dan satu keterangan.
Misalnya:  Hari ini saya senang sekali karena bertemu dengan bapak presiden.

2. Gunakan istilah yang mudah dipahami dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari
Komunikatif. Inilah kunci penting ketika membuat tulisan untuk penutur asing. Tujuan mereka belajar bahasa adalah agar bisa berkomunikasi dengan penutur asli  bahasa tersebut. oleh karena itu yang mereka butuhkan bukan bahasa yang ndakik-ndakik dan tidak umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ukuran dari umum dan tidak umum ini dapat dilihat dari kuantitas penggunaannya oleh masyarakat biasa.
Misalnya, kata peduli lebih umum digunakan dalam percakapan dari pada kata acuh. Lihat saja paa pedagang di pasar, pernahkah mereka menggunakan kata acuh? Hampir tidak pernah. Padahal makna dari kedua kata ini sama. Lebih mudahnya, bandingkan kedua kalimat yang saya buat ini.

a.    Menjelang pemilu 2014, saya tidak peduli lagi siapa yang jadi pemenangnya.
b.    Saya tidak acuh lagi pada pemenang pemilu 2014.

3. Jika ada kata-kata yang sulit untuk dipahami, berilah sinonim atau keterangan tentang kata tersebut dalam bahasa inggris
Ketika menulis, seringkali muncul kata-kata yang relative sulit untuk dipahami oleh penutur asing. Akan tetapi, kata tersebut memang harus digunakan karena relevan dengan tema tulisan. Untuk menyiasatinya, berilah keterangan tentang kata tersebut dengan bahasa inggris. Cara yang paling mudah adalah dengan memberinya terjemahan dari kata tersebut dalam bahasa inggris. Masukkan terjemahan kata tersebut dalam tanda kurung dan berilah keterangan b.inggris. lali,  letakkan terjemahan itu setelah kata sulit.
Misalnya:  Musim panen tahun ini dihiasi dengan bulir (b.Inggris: grains) padi yang menguning.

4.  Hindari mencampur aduk  bahasa Indonesia dengan bahasa asing
Tujuan dari proses belajar penutur asing adalah menguasi bahasa Indonesia. Oleh karena itu, usahakan untuk menghindari pencampuadukan kedua bahasa dalam tulisan. Jika terlalu banyak istilah asing, sama halnya mereka tidak belajar. Memang, penggunaan istilah asing sangat  “menarik” untuk menghias blog kita. Rasanya timbul kesan keren. Tapi, kembali lagi ke awal  bahwa segmen pembaca adalah penutur asing.
Misalnya:  Hari ini aku happy banget. You know why? Aku dikasih spesial gift sama boyfriend aku.
Kalimat di atas kurang tepat untuk penutur asing. Ada banyak kata berbahasa inggris di sana. Alangkah baiknya jika dirubah menjadi:
Hari ini aku senang banget. Mau tahu kenapa? Aku diberi hadiah istimewa oleh pacarku.

5.  Sertakan gambar, foto, atau ilustrasi untuk mendukung tulisan. Jangan lupa mencantumkan sumbernya (tidak terkait dengan kebahasaan, namun penting)
Blog tanpa gambar ibarat sayur tanpa garam. Sertakan gambar-gambar menarik dalam blog. Selain memperindah tampilan, adanya gambar juga mempermudah penutur asing untuk memahami isi tulisan. Tapi, jangan asal comot gambar. Cantumkan sumber gambar agar tidak terjadi plagiasi terhadap karya orang lain.
Nah,  berniatkah para blogger menjadikan penutur asing sebagai segmen pembaca? ^_^


Ditulis Oleh : Hilmia Wardani
Dimuat di Kompasiana.Com 30-12-2011

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.